Apa Jadinya Kalau Cinta Terhalang Rabun Senja

Apa Jadinya Kalau Cinta Berhias Rabun Senja
Pernahkah anda lihat orang yang mengidap rabun senja,..

Sebuah kelainan pada  penglihatan yang terjadi hanya di sore hari sampai malam karena kurangnya pencahayaan.

Pada saat senja, keadaan sudah mulai gelap, penderita ini akan mulai  kehilangan penglihatannya secara perlahan.

Ada yang disebabkan oleh kekurangan vitamin, faktor usia, ada juga yang menderita sejak kecil.

Kali ini saya akan bercerita tentang seorang penderita rabun senja sejak kecil, karena itu dia sudah terbiasa dengan keadaan itu.

Meskipun terbiasa, tapi mudah tersinggung jika ada orang bicara tentang hal yang berhubungan dengan penglihatan.

Arman sudah bertunangan, dan akan  segera melangsungkan pernikahan.

Masalahnya, tunangan dan calon mertuanya tidak tahu kalau dia punya kelainan penglihatan.

Saat berkunjung ke rumah tunangannya, dia ditemui calon mertuanya.

Mereka lama berbincang-bincang, "Nak arman, anakku itu adalah anak tunggal yang sangat kami sayang,.. 

dia adalah cahaya di rumah ini, makanya dulu almarhumah ibunya minta dia diberi nama Cahya Permata."

Arman terkejut,"wah nyindir aku nih", pikir arman.

"Pak tolong jangan bicara tentang penglihatan."

"Iya nak Arman, maksudnya gimana", sang mertua tidak mengerti.

Arman baru ingat kalau calon mertuanya gak ngerti tentang kekurangannya.

Gelagapan dia jawab...

"ehh maksud saya, emm.. menurut saya juga begitu, putri bapak memang bagai cahaya,.. bersinar..hehe"

Lama ngobrol, akhirnya waktu senja sudah tiba, dan tentu saja ini musibah bagi arman.

Benar saja penglihatannya mulai berkurang dan berangsur gelap.

Dan sang mertua mengajaknya untuk makan malam yang sudah disiapkan oleh putrinya.

Di meja makan sudah tersaji makanan,.. 

Kemudian Arman dipersilahkan duduk untuk makan, sementara sang mertua ke dalam sebentar ngambil rokoknya.

Tiba-tiba seekor kucing naik kemeja, makan lauk yang tersedia, tepat di depannya,.. 

Arman tentu saja tidak melihat, karena penglihatannya sudah kabur dan gak jelas.

Saat sang mertua datang didekat arman dan bermaksud mengusir kucingnya,.. 

Dia bilang, "Nak Arman kenapa dibiarin kucingnya naik dan makan lauk nya!!".

Arman terkejut, dan dengan sigap dari kursinya ia menendang sekali dan menampar agak rendah ke samping. 

Dess!! Buk!!

Maksudnya untuk mengusir kucing tapi karena pandangannya kabur, mertuanya yang kena.

Cahya yang kebetulan keluar kamar terkejut melihat ayahnya terjerembab jatuh, karena di tendang dan ditampar arman.

"Mas ada apa?!,.. kenapa memukul Ayah?!..", Cahya tak mengerti apa yang terjadi.

"Hahh!!..Aku memukul ayahmu??

Maaf.. maaf, aku tidak sengaja", 

Bingung Arman cari alasan,.. 

Akhirnya dia ngomong sekenanya,.. 

"Aku tidak terima kalau ada orang benci sama kucing, manusia kuat nahan lapar, kalau kucing tidak bisa, makanya tubuhku reflek karena marah!!".

Sang mertua perlahan mengangguk, dia tersenyum dan berpikir,.. 

calon mantunya ini orang baik, binatang saja dia perhatikan, apa lagi nanti istrinya.

Tapi tidak dengan Cahya, dia curiga dengan tingkah laku Arman.

Esoknya, setelah mereka berdua saja di ruang tamu, Cahya menatap tajam wajah Arman, tidak bicara sepatah katapun,..

Arman salah tingkah, ngerti apa yg diinginkan,.... iya benar.., "penjelasan".

"Aku minta maaf, selama ini aku gak pernah ngomong jujur, karena takut kamu ninggalin aku.."


Akhirnya setelah dijelaskan semuanya, Cahya menerima dia apa adanya,.. 

dan akan bersama-sama mencari solusi dan pengobatan untuk penyakit si arman.

Arman pun melucu setelah mereka saling bicara jujur.

"Dulu aku pernah berpikir dan bertanya-tanya, kenapa orang nikah itu harus ada malam pertama,.. 

iya malam hari, tahu sendiri kalau malam aku buta, pasti berantakan kalau aku melakukannya"

Cahya mencubit lengan Arman sambil ngomong "nanti kita lakukan siang-siang",

Arman meringis dan mengaduh sakit, campur bahagia.




Belum ada Komentar untuk "Apa Jadinya Kalau Cinta Terhalang Rabun Senja"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel